Sabtu, 08 Oktober 2011

•Beda Orang Jepang Dengan Indonesia

1. Ketika di kendaraan umum:
Jepang: Orang2 pada baca buku atau tidur.
Indonesia: Orang2 pada ngobrol, ngegosip, ketawa-ketiwi cekikikan, ngelamun, dan tidur.

2. Ketika makan dikendaraan umum:
Jepang: Sampah sisa makanan disimpan ke dalam saku celana atau dimasukkan ke dalam tas, kemudian baru dibuang setelah nemu tong sampah.
Indonesia: Dengan wajah tanpa dosa, sampah sisa makanan dibuang gitu aja di kolong bangku/dilempar ke luar jendela.

3. Ketika dikelas:
Jepang: Yang kosong adalah bangku kuliah paling belakang.
Indonesia: Yang kosong adalah bangku kuliah paling depan.

4. Ketika dosen memberikan kuliah:
Jepang: Semua mahasiswa sunyi senyap mendengarkan dengan serius.
Indonesia: Tengok ke kiri, ada yg ngobrol. Tengok ke kanan, ada yg baca komik. Tengok ke belakang, pada tidur. Cuman barisan depan aja yg anteng dengerin, itu pun karena duduk pas di depan hidung dosen!

5. Ketika diberi tugas oleh dosen:
Jepang: Hari itu juga, siang/malemnya langsung nyerbu perpustakaan atau browsing internet buat cari data.
Indonesia: Kalau masih ada hari esok, ngapain dikerjain hari ini!

6. Ketika shalat jum'at dimesjid:
Jepang: Jamaah berebut duduk di shaf terdepan.
Indonesia: Jamaah berebut nyari tempat pw (posisi wuenak) di deket tembok paling belakang biar bisa nyender/di bawah kipas angin biar gak kepanasan & tidurnya nyenyak.

7. Ketika terlambat masuk kelas:
Jepang: Memohon maaf sambil membungkukkan badan 90 derajat, dan menunjukkan ekspresi malu + menyesal gak akan mengulangi lagi.
Indonesia: Slonong boy & slonong girl masuk gitu aja tanpa bilang permisi ke dosen sama sekali.

8. Ketika dijalan raya:
Jepang: Mobil sangat jarang (kecuali di kota besar). Padahal jepang kan negara produsen mobil terbesar di dunia, mobilnya pada ke mana ya?
Indonesia: Jalanan macet, sampe2 saya susah nyebrang & sering keserempet motor yg jalannya ugal-ugalan.

9. Ketika jam kantor:
Jepang: Jalanan sepiiiii banget, kayak kota mati.
Indonesia: Ada Oknum pake seragam coklat2 pada keluyuran di mall-mall.

10. Ketika buang sampah:
Jepang: Sampah dibuang sesuai jenisnya. Sampah organik dibuang di tempat sampah khusus organik, sampah anorganik dibuang di tempat sampah anorganik.
Indonesia: Mau organik kek, anorganik kek, bangke binatang kek, semuanya tumplek jadi 1 dalam kantong kresek.

11. Ketika berangkat kantor:
Jepang: Berangkat naik kereta/bus kota. Mobil cuma dipake saat acara keluarga atau yg bersifat mendesak aja.
Indonesia: Gengsi dooonk... Masa' naik angkot?!

12. Ketika janjian ketemu:
Jepang: Ting...tong...semuanya datang tepat pada jam yg disepakati.
Indonesia: Salah 1 pihak pasti ada dibiarkan sampai berjamur & berkerak gara2 kelamaan nunggu!

13. Ketika berjalan dipagi hari:
Jepang: Orang2 pada jalan super cepat kayak dikejar doggy, karena khawatir telat ke kantor/sekolah.
Indonesia: Nyantai aja cing...! Si boss juga paling datengnya telat!

Saya kagum dengan mentalitas mereka dan semoga kita dapat belajar dari hal2 tersebut....walaupun begitu masih cinta Indonesia.....

#yang ngerasa sifatnya seperti diatas diperbaiki ya.... (-_-)

Selasa, 04 Oktober 2011

Artikel Teknologi

JARINGAN KOMPUTER
Tiga abad sebelum sekarang, masing-masing ditandai dengan dominasi yang berbeda. Abad ke-18 didominasi oleh perkembangan sistem mekanik yang mengiringi revolusi industri. Abad ke-19 merupakan jaman mesin uap. Abad ke-20, teknologi radio, tv dan komputer memegang peranan untuk pengumpulan, pengolahan dan media distribusi informasi. Abad ke-21 saat ini atau era-informasi, dimana teknologi jaringan komputer global yang mampu menjangkau seluruh wilayah dunia, pengembangan sistem dan teknologi yang digunakan, penyebaran informasi melalui media internet, peluncuran satelit-satelit komunikasi dan perangkat komunikasi wireless/selular menandai awal abad millenium.
Sejak me-masyarakat-nya internet dan dipasarkannya sistem operasi Windows95 oleh Microsoft Inc., menghubungkan beberapa komputer baik komputer pribadi (PC) maupun server dengan sebuah jaringan dari jenis LAN (Local Area Network) sampai WAN (Wide Area Network) menjadi sebuah hal yang mudah dan biasa. Demikian pula dengan konsep “downsizing” maupun “lightsizing” yang bertujuan menekan anggaran belanja (efisiensi anggaran) khususnya peralatan komputer, maka kebutuhan akan sebuah jaringan komputer merupakan satu hal yang tidak bisa terelakkan.
1.1 Pengertian Jaringan Komputer
Jaringan komputer adalah ”interkoneksi” antara 2 komputer autonomous atau lebih, yang terhubung dengan media transmisi kabel atau tanpa kabel (wireless).
Autonomous adalah apabila sebuah komputer tidak melakukan kontrol terhadap komputer lain dengan akses penuh, sehingga dapat membuat komputer lain, restart, shutdows, kehilangan file atau kerusakan sistem.
Dalam defenisi networking yang lain autonomous dijelaskan sebagai jaringan yang independent dengan manajemen sistem sendiri (punya admin sendiri), memiliki topologi jaringan, hardware dan software sendiri, dan dikoneksikan dengan jaringan autonomous yang lain. (Internet merupakan contoh kumpulan jaringan autonomous yang sangat besar.)
Dua unit komputer dikatakan terkoneksi apabila keduanya bisa saling bertukar data/informasi, berbagi resource yang dimiliki, seperti: file, printer, media penyimpanan (hardisk, floppy disk, cd-rom, flash disk, dll). Data yang berupa teks, audio maupun video, bergerak melalui media kabel atau tanpa kabel (wireless) sehingga memungkinkan pengguna komputer dalam jaringan komputer dapat saling bertukar file/data, mencetak pada printer yang sama dan menggunakan hardware/software yang terhubung dalam jaringan bersama-sama
Tiap komputer, printer atau periferal yang terhubung dalam jaringan disebut dengan ”node”. Sebuah jaringan komputer sekurang-kurangnya terdiri dari dua unit komputer atau lebih, dapat berjumlah puluhan komputer, ribuan atau bahkan jutaan node yang saling terhubung satu sama lain.
Didalam jaringan komputer dikenal sistem koneksi antar node (komputer), yakni:
1.1.1 Peer to peer
Peer artinya rekan sekerja. Peer-to-peer network adalah jaringan komputer yang terdiri dari beberapa komputer, terhubung langsung dengan kabel crossover atau wireless atau juga dengan perantara hub/switch.
Komputer pada jaringan peer to peer ini biasanya berjumlah sedikit dengan 1-2 printer. Untuk penggunaan khusus, seperti laboratorium komputer, riset dan beberapa hal lain, maka model peer to peer ini bisa saja dikembangkan untuk koneksi lebih dari 10 hingga 100 komputer.
Peer to peer adalah suatu model dimana tiap PC dapat memakai resource pada PC lain atau memberikan resourcenya untuk dipakai PC lain, Tidak ada yang bertindak sebagai server yang mengatur sistem komunikasi dan penggunaan resource komputer yang terdapat dijaringan, dengan kata lain setiap komputer dapat berfungsi sebagai client maupun server pada periode yang sama.
Misalnya terdapat beberapa unit komputer dalam satu departemen, diberi nama group sesuai dengan departemen yang bersangkutan. Masing-masing komputer diberi alamat IP dari satu kelas IP yang sama agar bisa saling sharing untuk bertukar data atau resource yang dimiliki komputer masing-masing, seperti printer, cdrom, file dan lain-lain.
Gambar 1.1. Peer to peer
1.1.2 Client – Server
Client Server merupakan model jaringan yang menggunakan satu atau beberapa komputer sebagai server yang memberikan resource-nya kepada komputer lain (client) dalam jaringan, server akan mengatur mekanisme akses resource yang boleh digunakan, serta mekanisme komunikasi antar node dalam jaringan.
Selain pada jaringan lokal, sistem ini bisa juga diterapkan dengan teknologi internet. Dimana ada suatu unit komputer) berfungsi sebagai server yang hanya memberikan pelayanan bagi komputer lain, dan client yang juga hanya meminta layanan dari server. Akses dilakukan secara transparan dari client dengan melakukan login terlebih dulu ke server yang dituju.
Client hanya bisa menggunakan resource yang disediakan server sesuai dengan otoritas yang diberikan oleh administrator. Aplikasi yang dijalankan pada sisi client, bisa saja merupakan resource yang tersedia di server. namun hanya bisa dijalankan setelah terkoneksi ke server. Pada implementasi software splikasi yang di-install disisi client berbeda dengan yang digunakan di server.
Jenis layanan Client-Server antara lain :
v File Server : memberikan layanan fungsi pengelolaan file.
v Print Server : memberikan layanan fungsi pencetakan.
v Database Server : proses-proses fungsional mengenai database dijalankan pada mesin ini dan stasiun lain dapat minta pelayanan.
v DIP (Document Information Processing) : memberikan pelayanan fungsi penyimpanan, manajemen dan pengambilan data.
Gambar 1.2. Model Client-Server dengan sebuah Server yang berfungsi umum
Gambar 1.3. Model Client-Server dengan Dedicated Server
1.1.3 Kelebihan jaringan peer to peer
ü Implementasinya murah dan mudah
ü Tidak memerlukan software administrasi jaringan yang khusus
ü Tidak memerlukan administrator jaringan
1.1.4 Kekurangan jaringan peer to peer
ü Jaringan tidak bisa terlalu besar (tidak bisa memperbesar jaringan)
ü Tingkat keamanan rendah
ü Tidak ada yang memanajemen jaringan
ü Pengguna komputer jaringan harus terlatih mengamankan komputer masing-masing
ü Semakin banyak mesin yang disharing, akan mempengaruhi kinerja komputer
1.1.5 Kelebihan jaringan client server
ü Mendukung keamanan jaringan yang lebih baik
ü Kemudahan administrasi ketika jaringan bertambah besar
ü Manajemen jaringan terpusat
ü Semua data bisa disimpan dan di backup terpusat di satu lokasi
1.1.6 Kekurangan jaringan client server
ü Butuh administrator jaringan yang profesional
ü Butuh perangkat bagus untuk digunakan sebagai komputer server
ü Butuh software tool operasional untuk mempermudah manajemen jaringan
ü Anggaran untuk manajemen jaringan menjadi besar
ü Bila server down, semua data dan resource diserver tidak bisa diakses
1.2 Jaringan Komputer dan Sistem Terdistribusi
Sebelum jaringan komputer popular, user komputer pernah mengenal sistem terdistribusi. Terdapat hal yang cukup membingungkan dalam pemakaian istilah jaringan komputer dan sistem terdistribusi (distributed system).
Persamaannya adalah keduanya merupakan sekumpulan komputer yang saling terkoneksi dengan dengan media transmisi yang relatif tidak jauh berbeda, sama-sama harus memindahkan file. Perbedaan yang lebih spesifik antara Jaringan Komputer dan Sistem Distribusi sbb:
Tabel 1.1. Perbedaan Jaringan Komputer & Sistem Terdistribusi
JARINGAN KOMPUTER SISTEM TERDISTRIBUSI
Komputer yang terhubung merupakan gabungan yang terdiri dari beberapa workstation atau juga gabungan komputer server dan client Komputer yang terhubung terdiri dari host (komputer utama) dan terminal-terminal (komputer yang terhubung dengan komputer host)
Beberapa komputer terhubung agar dapat sharing, namun tiap pekerjaan ditangani sendiri sendiri oleh komputer yang meminta dan dimintai layanan.
Server hanya melayani permintaan sesuai antrian yang sudah diatur sistem. Beberapa host komputer terhubung agar dapat mengerjakan sebuah atau beberapa pekerjaan besar bersama.
Host melayani beberapa terminal dan melakukan proses berdasarkan input dari terminal-terminal
Kualitas komunikasi data dipengaruhi oleh media transmisi yang digunakan.
Lamanya suatu proses dipengaruhi oleh spesifikasi hardware masing-masing station yg meminta layanan.
User dapat mengetahui proses yang sedang berlangsung (di komp station atau di server). Kualitas komunikasi data dipengaruhi oleh sistem.
Lamanya suatu proses tergantung Sistem Operasi yang akan memilih prosesor komputer mana yang akan digunakan.
User tidak dapat mengetahui proses yang sedang berlangsung di host.
Metode komunikasi antar komputer dengan model Peer to Peer atau Client Server. Metode komunikasi antar komputer tersentralisasi (terpusat pada komputer utama/host)
Masing-masing node atau workstation (pada metode peer to peer) tidak membutuhkan komputer server khusus untuk menangani seluruh pekerjaan.
Antar node bisa saling bertukar file atau resource yang dimiliki, sesuai keinginan/permission yg diatur pemilik komputer. Masing-masing terminal membutuhkan host (komputer utama) untuk dapat aktif melakukan pekerjaan dan berkomunikasi dengan terminal lain.
Antar terminal tidak dapat saling sharing file atau resource tanpa campur tangan host (supervisor host).
Masing-masing user disetiap workstation (client) sadar betul akan proses yang sedang terjadi apabila ia meminta layanan atau mengirimkan data keserver.
User secara explisit (nyata) harus “login” pada server, kalau ingin memanfaatkan resource yang dimiliki oleh server. Secara explisit menyampaikan tugasnya dari jauh, secara explisit memindahkan file-file, namun secara umum menangani sendiri seluruh manajemen jaringan. Masing-masing user disetiap terminal tidak dapat menyadari proses yang berlangsung pada sistem
User tidak perlu melakukan pekerjaan secara explisit, karena semua proses dan manajemen dilakukan/ ditangani secara otomatis oleh sistem tanpa diketahui user. Meskipun secara umum seorang user pada tiap terminal juga harus login untuk bisa memanfaatkan resource host.
Tiap user memiliki identitas & password yang unik untuk dapat login serta menggunakan resource yang terdapat di server.
Umumnya user tidak bisa menggunakan ID yang sama, untuk login ke server, namun policy seorang Admin dapat merubah aturan ini agar sebuah ID dapat digunakan bersama-sama secara terbatas. Tiap user juga memiliki ID dan password untuk dapat login ke host & menggunakan resource yang disediakan.
Umumnya beberapa terminal dapat menggunakan ID yang sama untuk login ke komp host, namun Admin/Supervisor sistem dapat merubah dengan hanya mengijinkan satu ID untuk tiap terminal.
Keberadaan sejumlah komputer dalam jaringan tidak harus transparan disatu lokasi, sehingga secara fisik tidak dapat dilihat oleh user lain yang berada dalam jaringan. Keberadaan sebuah atau sejumlah komputer atau terminal autonomous, bersifat transparan (jelas) bagi user, biasanya berada dalam suatu area lokasi.
Spesifikasi hardware server tidak harus lebih baik dari hardware client Spesifikasi hardware host (komputer utama) harus lebih baik dari terminal.
Merupakan sistem yang menggabungkan kinerja perangkat dan aplikasi dari physical layer sampai dengan application layer Merupakan suatu sistem perangkat lunak yang dibuat dan bekerja pada lapisan atas sebuah sistem jaringan.
Perbedaan utama antara jaringan komputer dan sistem terdistribusi lebih terletak pada perangkat lunaknya (khususnya sistem operasi) bukan pada perangkat kerasnya, karena perangkat lunaklah yang menentukan tingkat keterpaduan dan transparansi jaringan yang bersangkutan.
1.3 Sejarah Jaringan & Internet
1.3.1 Jaringan Komputer
Ditahun 1950-an ketika jenis komputer mulai membesar sampai terciptanya super komputer, maka sebuah komputer mesti melayani beberapa terminal. (Lihat Gambar 1.4) Untuk itu ditemukan konsep distribusi proses berdasarkan waktu yang dikenal dengan nama TSS (Time Sharing System), dan untuk pertama kali terbentuklah jaringan (network) komputer pada lapis aplikasi.
Pada sistem TSS beberapa terminal terhubung ke sebuah host komputer. Dalam proses TSS mulai nampak perpaduan teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi yang pada awalnya berkembang sendiri-sendiri.
Gambar 1.4. Jaringan komputer model TSS.
Pada tahun 1957 Advanced Research Projects Agency (ARPA) dibentuk oleh Departement of Defence (DoD) USA, 1967 disain awal dari ARPANET diterbitkan dan tahun 1969 DoD menggelar pengembangan ARPANET dengan mengadakan riset untuk menghubungkan sejumlah komputer sehingga membentuk jaringan organik (program ini dikenal dengan nama ARPANET).
Gambar 1.5. Jaringan komputer model distributed processing.
Seperti pada Gambar diatas, dalam proses ini beberapa host komputer mengerjakan sebuah pekerjaan besar secara seri untuk melayani beberapa terminal yang tersambung secara paralel disetiap host komputer. Pada proses distribusi sudah mutlak diperlukan perpaduan yang mendalam antara teknologi komputer dan telekomunikasi, karena selain proses yang harus didistribusikan, semua host komputer wajib melayani terminal-terminalnya dalam satu perintah dari komputer pusat.
Selanjutnya ketika harga-harga komputer kecil sudah mulai menurun dan konsep proses distribusi sudah matang, maka penggunaan komputer dan jaringannya sudah mulai beragam, dari mulai menangani proses bersama-sama maupun komunikasi antar komputer (Peer to Peer System) tanpa melalui kendali komputer pusat. Untuk itu mulailah berkembang teknologi jaringan lokal yang dikenal dengan sebutan LAN. Demikian pula ketika Internet mulai diperkenalkan, maka sebagian besar LAN yang berdiri sendiri mulai berhubungan satu sama lain, hingga terbentuklah jaringan raksasa WAN.
1.3.2 Sejarah Singkat Internet dan Web
1957: Advanced Research Projects Agency (ARPA) dibentuk oleh Departement of Defence (DoD) USA.
1959: Len Kleinrock menulis paper tentang packet switching.
1967: Disain awal dari ARPANET diterbitkan.
1969: DoD menggelar pengembangan ARPANET
1970: ARPANET mulai menggunakan Network Control Protocol (NCP)
1972: InterNetworking Working Group(INWG) dibentuk untuk mempromosikan standar yang sudah disepakati bersama. Spesifikasi dari telnet, diusulkan.
1973: Ide ethernet dijabarkan dalam thesis PhD dari Bob Metcalfe. Spesifikasi untuk File Transfer, RFC 454, diusulkan.
1974: Disain dari TCP/IP dijabarkan secara rinci oleh Vint Cerf dan Bob Kahn dalam “A Protocol for Packet Network Intercommunication”.
1982: TCP/IP menjadi protokol untuk ARPANET dan ini dispesifikasikan oleh DoD.
1992: Jumlah Internet hosts melampaui 1.000.000. Tim Berners Lee menemukan program editor dan browser. University of Nevada mengeluarkan sistem Veronica. Sebuah WWW browser yang bernama Viola diluncurkan oleh Pei Wei dan didistribusikan bersama CERN WWW.
1993: NSF membuat InterNIC untuk menjalankan Internet service seperti pendaftaran domain.Versi pertama dari Mosaic (untuk X Window) yang dikembangkan oleh Marc Andreesen dikeluarkan oleh NCSA White House online. National Information Infrastructure Act lolos dan pemerintah Amerika Serikat mulai lebih serius dalam penanganan Website.
1994: PizzaHut online, merupakan contoh pertama dari aplikasi komerisal Internet. Spam mail menjadi kasus besar setelah sebuah lembaga hukum yang bernama Canter & Siegel menyebarkan mail ke seluruh dunia tentang servis untuk mendapatkan “green card”. First Virtual menjalankan “CyberBank” yang pertama. Ditahun 1994 ini Yahoo! didirikan dan juga menjadi tahun kelahiran Netscape Navigator 1.0.
1995: Compuserve, America Online, dan Prodiy mulai memberikan servis akses keInternet.Perusahaan Marc Andreesen, Netscape Communication Corporation, menjadi publik dan menjadi nomor 3 tertinggi untuk harga Initial Public Offericng (IPO) share di NASDAQ. NFS tidak lagi meng-gratiskan pendaftaran domain. Pengguna domain mulai membayar untuk sebuah domain yang digunakan dan dihosting ke internet.
1.4 Tujuan / Manfaat Jaringan Komputer
Manfaat jaringan komputer bagi user dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: untuk kebutuhan perusahaan, dan jaringan untuk umum.
Tujuan utama dari terbangunnya sebuah jaringan pada suatu perusahaan adalah:
Resource sharing yang bertujuan agar seluruh program, peralatan, khususnya data dapat digunakan oleh setiap orang yang ada pada jaringan.
Saving Money (Penghematan uang/anggaran): Perangkat dan data yang dapat dishare akan membuat penghematan anggaran yang cukup besar, karena tidak perlu membeli perangkat baru untuk dipasang ditiap-tiap unit komputer
High reliability (kehandalan tinggi): Sistem Informasi Manajemen Kantor Terpadu atau Sistem Pelayanan Satu Atap dengan teknologi client-server, internet maupun intranet dapat diterapkan pada jaringan komputer, sehingga dapat memberikan pelayanan yang handal, cepat dan akurat sesuai kebutuhan dan harapan.
Manfaat jaringan komputer untuk umum:
Jaringan komputer akan memberikan layanan yang berbeda kepada pengguna di rumah-rumah dibandingkan dengan layanan yang diberikan pada perusahaan. Terdapat tiga hal pokok yang mejadi daya tarik jaringan komputer pada perorangan yaitu:
• access ke informasi yang berada di tempat lain (seperti akses berita terkini, info e-goverment, e-commerce atau e-business, semuanya up to date).
• komunikasi person to person (seperti e-mail, chatting, video conferene dll).
• hiburan interaktif (seperti nonton acara tv on-line, radio streaming, download film atau lagu, dll).
1.5 Masalah-masalah sosial yang ditimbulkan dari Jaringan Komputer (internet)
Penggunaan jaringan oleh masyarakat luas akan menyebabkan timbulnya masalah-masalah sosial, etika, politik, maupun ekonomi yang tak terelakkan. Internet telah masuk ke segala penjuru kehidupan masyarakat, semua orang dapat memanfaatkannya tanpa memandang status sosial, usia, juga jenis kelamin.
Penggunaan internet tidak akan menimbulkan masalah selama subyeknya terbatas pada topik-topik teknis, pendidikan atau hobi, juga hal-hal yang masih dalam batas norma-norma kehidupan, tetapi kesulitan mulai muncul bila suatu situs di internet mempunyai topik yang sangat menarik perhatian orang, seperti pertentangan politik, agama, sex, dll.
Koneksi jaringan komputer/internet ini juga akan menimbulkan masalah ekonomi yang serius bila teknologinya dimanfaatkan oleh fihak-fihak tertentu yang ingin mengambil keuntungan pribadi namun merugikan fihak lain, misalnya kegiatan carding, download software komersil secara ilegal dll.
Gambar-gambar yang dipasang disitus-situs internet mungkin merupakan sesuatu yang biasa bagi sebahagian orang, namun sangat mengganggu bagi sebagian orang lain (karena bisa menimbulkan masalah SARA).
Selain itu, bentuk pesan-pesan tidaklah terbatas hanya pesan tekstual saja. Foto berwarna dengan resolusi tinggi dan bahkan videoclip singkatpun sekarang sudah dapat dengan mudah disebar-luaskan melalui jaringan komputer.
Sebagian orang dapat bersikap acuh tak acuh, tapi bagi sebagian lainnya pemasangan materi tertentu (misalnya pornografi) merupakan sesuatu yang tidak dapat diterima.
1.6 Jenis-Jenis jaringan
Secara umum jaringan komputer terbagi menjadi 3 jenis jaringan yaitu :
1.6.1 Local Area Network (LAN)
Sebuah LAN, adalah jaringan yang dibatasi oleh area yang relatif kecil, umumnya dibatasi oleh area lingkungan, seperti sebuah kantor pada sebuah gedung, atau tiap-tiap ruangan pada sebuah sekolah. Biasanya jarak antar node tidak lebih jauh dari sekitar 200 m.
Gambar 1.6. Local Area Network (LAN)
1.6.2 Metropolitan Area Network (MAN)
Sebuah MAN, biasanya meliputi area yang lebih besar dari LAN, misalnya antar gedung dalam suatu daerah (wilayah seperti propinsi atau negara bagian). Dalam hal ini jaringan menghubungkan beberapa buah jaringan kecil ke dalam lingkungan area yang lebih besar, sebagai contoh yaitu: jaringan beberapa kantor cabang sebuah bank didalam sebuah kota besar yang dihubungkan antara satu dengan lainnya.
Gambar 1.7. Metropolitan Area Network
1.6.3 Wide Area Network (WAN)
Wide Area Network (WAN) adalah jaringan yang biasanya sudah menggunakan media wireless, sarana satelit ataupun kabel serat optic, karena jangkauannya yang lebih luas, bukan hanya meliputi satu kota atau antar kota dalam suatu wilayah, tetapi mulai menjangkau area/wilayah otoritas negara lain.
Sebagai contoh jaringan komputer kantor City Bank yang ada di Indonesia ataupun yang ada di negara lain, yang saling berhubungan, jaringan ATM Master Card, Visa Card atau Cirrus yang tersebar diseluruh dunia dan lain-lain.
Biasanya WAN lebih rumit dan sangat kompleks bila dibandingkan LAN maupun MAN. Menggunakan banyak sarana untuk menghubungkan antara LAN dan WAN kedalam komunikasi global seperti internet, meski demikian antara LAN, MAN dan WAN tidak banyak berbeda dalam beberapa hal, hanya lingkup areanya saja yang berbeda satu diantara yang lainnya.
Gambar 1.8. Wide Area Network
Tabel 1.2. Interkoneksi berdasarkan jarak antar node
Nilai-nilai yang terdapat pada tabel diatas, bukan merupakan nilai mutlak bagi jarak yang menghubungkan antar komputer, karena jarak tersebut bisa saja lebih pendek tergantung kondisi area suatu wilayah.
1.7 Rangkuman
Jaringan komputer (jarkom) adalah ”interkoneksi” antara 2 komputer autonomous atau lebih, yang terhubung dengan media transmisi kabel atau tanpa kabel (wireless).
Dua unit komputer dikatakan terkoneksi apabila keduanya bisa saling bertukar data/informasi, berbagi resource yang dimiliki, seperti: file, printer, media penyimpanan (hardisk, floppy disk, cd-rom, flash disk, dll).
Tiap komputer, printer atau periferal yang terhubung dalam jaringan disebut dengan ”node”. Sebuah jaringan komputer sekurang-kurangnya terdiri dari dua unit komputer atau lebih.
Peer to peer adalah suatu model dimana tiap PC dapat memakai resource pada PC lain atau memberikan resourcenya untuk dipakai PC lain, Tidak ada yang bertindak sebagai server yang mengatur sistem komunikasi dan penggunaan resource komputer yang terdapat dijaringan, dengan kata lain setiap komputer dapat berfungsi sebagai client maupun server pada periode yang sama.
Client Server merupakan model jaringan yang menggunakan satu atau beberapa komputer sebagai server yang memberikan resource-nya kepada komputer lain (client) dalam jaringan.

Pencegahan Korupsi

Dengan pencegahan dini triliunan rupiah, uang negara diselamatkan dari korupsi sejak tahap awal.



Mencegah lebih baik daripada mengobati. Itu moto yang selalu dipegang Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Roestam Sjarief.

Ini terkait dengan kesadaran bahwa proses pengadaan barang dan jasa pemerintah sarat dengan korupsi. Karena itu, pencegahan sejak dini menjadi sebuah kunci untuk meminimalisasi terjadinya praktik tidak terpuji itu.

Dari 28 ribu kasus korupsi yang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tahun lalu, 70%-80% dari total kasus itu adalah penyimpangan di bidang penyediaan barang atau jasa.

“Ada korelasi erat antara korupsi dan pengadaan baran dan jasa. Karena itu, kita siap menjadi garda terdepan untuk mencegah korupsi,” kata mantan Sekretaris Jenderal Departemen Pekerjaan Umum itu kepada Media Indonesia di Jakarta, pekan lalu.

Bayangkan saja, potensi kebocoran dari proses pengadaan barang dan jasa bisa mencapai Rp.90 triliun sampai Rp. 100 triliun, tahun ini. Pasalnya, proses pengadaan barang dana jasa memakan porsi yang cukup besar.

Sekitar 30% dari total belanja APBN 2009 atau sekitar Rp. 370 triliun dialokasikan untuk pengadaan barang dan jasa. “Nah, potensi kebocorannya bisa sampai Rp. 100 triliun pada tahun ini,” ujarnya.

Karena itulah, LKPP dibentuk. Lembaga ini akan terus mengawal pengadaan barang dan jasa pemerintah agar tidak lagi terjadi inefisiensi dalam pelaksanaannya.

Pengadaan barang/jasa pemerintah yang lebih efektif dan efisien serta yang lebih mengutamakan penerapan prinsip-prinsip persaingan usaha yang sehat, transparan, terbuka dan perlakuan yang adil bagi semua pihak.

Kita mengedepankan asas best value for money agar tidak terjadi kebocoran,” ujar pria yang menyukai musik slow rock ini.



Procurement

LKPP adalah lembaga pemerintah nondepartemen yang berada di bawah dan bertanggunga jawab kepada Presiden dan dibentuk berdasarkan Perpres No. 106 Tahun 2007. Ini merupakan lembaga pemerintah satu-satunya yang mempunyai tugas melaksanakan pengembangan dan perumusan kebijakan pengadaan barang/jasa pemerintah. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, LKPP dikoordinasikan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional.

Fungsi-fungsi yang diselenggarakan LKPP antara lain penyusunan dan perumusan strategi serta penentuan kebijakan dan standar prosedur di bidang pengadaan barang/jasa pemerintah, termasuk pengadaan badan usaha dalam rangka kerja sama pemerintah dengan badan usaha.

Selain itu, LKPP melakukan penyusunan dan perumusan strategi serta penentuan kebijakan pembinaan sumber daya manusia di bidang pengadaan barang/jasa pemerintah serta memantau dan mengevaluasi pelaksanaannya.

LKPP juga melakukan pembinaan dan pengembangan sistem informasi serta pengawasan penyelenggaraaan pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik (electronic procurement).

Pemberian bimbingan teknis advokasi dan bantuan hukum termasuk tugas LKPP. Tiap bulannya LKPP menerima 75 sampai 100 pengaduan. “Supaya pengaduan ini segera ditanggapi, kamu akan membentuk majelis ahli atau tim independen,” ujarnya.

Tim independen untuk melayani sanggah dan banding dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah. Tim itu nantinya menjadi hakim yang bisa menentukan siapa yang salah dan benar dan akan menjadi pedoman bagi menteri dan kepala daerah untuk menentukan pemenang tender.

Roestam mengatakan saat ini sanggah dan banding dilakukan dan diajukan ke departemen teknis masing-masing. Karena itu, banyak keluhan sanggah banding yang mendapat tanggapan yang lambat dan kurang adil sehingga memperlama proses tender. LKPP saat ini merumuskan bagaimana keterlibatan tim ini dalam penyelesaian sanggah dan banding.

Jumlah pejabat pengadaan barang dan jasa yang sudah memiliki sertifikat saat ini baru mencapai 80 ribu orang, sedangkan kebutuhannya mencapai 200 ribu orang pejabat pengadaan barang dan jasa yang bersertifikat. Pemberian sertifikat tersebut diharapkan akan mengurangi potensi kebocoran anggaran pemerintah untuk pengadaan barang dan jasa yang dilaporkan mencapai Rp. 70 triliun per tahun.

Sertifikasi dibutuhkan karena masih banyak terjadi kasus salah tafsir dalam menerjemahkan berbagai aturan pengadaan barang dan jasa. Saat ini, satu-satunya aturan resmi yang mengatur proyek pengadaan barang dan jasa adalah Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 yang membutuhkan perombakan karena sudah tidak bisa mengikuti perkembangan teknologi dan kebutuhan di sektor pengadaan barang dan jasa pemerintah.



Rp. 2 triliun

Roestam meyakinkan bahwa LKPP bisa mengawal proses pengadaan barang dan jasa dan bisa mengefisiensikan sekitar 20% anggaran pengadaan barang dan jasa atau sebesar Rp. 70 triliun. Jadi, bisa dibayangkan jika pengadaan barang dan jasa dilakukan secara efisien, dana tersebut dapat dipakai untuk pembangunan infrastruktur serta mendorong pertumbuhan ekonomi.

“Ini tantangan besar untuk menyelamatkan uang negara. Potensi inefisiensi sangat besar. Anggaran Rp. 70 triliun itukan hampir sama dengan anggaran stimulus Rp. 73,3 triliun yang dianggarkan pemerintah,” ujarnya.

Meski baru genap setahun dibentuk, LKPP berhasil menghemat uang negar Rp. 20 triliun dari pendampingan pengadaan barang dan jasa di komisi pemilihan umum atau KPU dan ditjen Postel-Depkominfo. Di KPU, pihaknya berhasil menghemat anggaran Rp. 1,2 trliun. Adapun di ditjen Psotel dalam proyek United Service Organization, LKPP berhasil melakukan penghematan APBN sebesar Rp. 800 miliar.

Di KPU, lanjutnya, saat pengadaan logistik KPU, LKPP mampu melakukan pengehematan secara signifikan. Dari Rp. 2,2 triliun yang dianggarakan KPU, kami bisa mengawal hingga terjadi penghematan Rp. 1,2 triliun. Terutama dari penghematan pengadaan kertas suara yang anggarannya berhasil ditekan sampai Rp. 800 miliar.

“Saat itu, KPU mengusulkan kertas suara menggunakan security paper yang biasa digunakan untuk mencetak uang. Alasannya supaya tidak bisa dipalsukan. Tapi kami bilang, buat apa dibuat dari security paper yang harganya jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan kertas biasa. Toh hanya dipakai sekali, akhirnya KPU mau mengerti dan mau menggunakan kertas biasa. Penghematannya sampai Rp. 800 miliar dari kertas suara saja,” katanya.

Pada intinya, tegar Roestam, lembaga yang dipimpinya berkomitmen memberantas korupsi. Salah satunya adalah melakukan perbaikan regulasi melalui revisi Keppres 80/2003 itu. Dia menambahkan, sistem pengadaan barang dan jasa bagi pemerintah selama ini mengalami inefisiensi atau kebocoran sehingga perlu segera dilakukan perbaikan sistem. “Keppres yang ada selama ini dianggap multitafsir. Untuk itu, perlu direvisi,” katanya seraya mengharapkan revisi selesai tahun ini.

Ia mencontohkan, kondisi multitafsir di antaranya adalah kondisi kahar (force majeur), ketentuan tentang skalasi atau price-adjustment dalam kontrak tahun tunggal, mekanisme black-listing, pengadaan khusus untuk KBRI di luar negeri, penyelarasan dengan aturan lembaga donor/asing sesuai dengan prinsip Paris Declaration maupun The Jakarta Comitment.

Dalam revisi ini, LKPP juga meluncurkan penerapan prinsip-prinsip ramah lingkungan (green- procurement). Sebagai pionir aturan ini, Roestam mengharapkan green procurement di dalam aturan pengadaan barang dan jasa yang baru dapat meningkatkan permintaan barang-barang ramah lingkungan.

“Misalnya memilih alat-alat yang lebih hemat energi serta barang yang bisa didaur ulang,” katanya.

Penggunaan material-material yang memberikan dampak yang lebih kecil bahkan aman terhadap lingkungan. Untuk itu, akan dapat dihasilkan produk yang bersih, berbasis pada prinsip-prinsip hemat sumber daya, hemat energi, dapat didaur ulang, dan dapat dipergunakan kembali.

Selain green procurement, untuk mencegah proses korupsi, LKPP saat ini tengah giat melaksanakan proses inisiasi implementasi pengadaan barang jasa pemerintah secara elektronik (e-procurement).

Program yang dirintis sejak pertengahan 2008 ini telah berhasil mengimplementasikan pelaksanaan e-procurement di 25 instansi serta 72 instansi dalam tahap inisiasi baik di tingkat pusat maupun daerah. Pelaksanaan e-procurement ini merupakan transformasi mekanisme pengadaan nasional melalui lelang secara manual.









Sumber : MEDIA INDONESIA - Rabu, 27 Mei 2009

Bahan Alternatif

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ubi kayu atau singkong (Mannihot esculenta) berasal dari Brazil, Amerika Selatan, menyebar ke Asia pada awal abad ke-17 dibawa oleh pedagang Spanyol dari Mexico ke Philipina. Kemudian menyebar ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Ubi kayu merupakan makanan pokok di beberapa negara Afrika. Di samping sebagai bahan makanan, ubi kayu juga dapat digunakan sebagai bahan baku industri dan pakan ternak. Ubinya mengandung air sekitar 60%, pati 25-35%, serta protein, mineral, serat, kalsium, dan fosfat. Ubi kayu merupakan sumber energi yang lebih tinggi dibanding padi, jagung, ubi jalar, dan sorgum.

Singkong diolah menjadi bioetanol, pengganti premium. Menurut Dr Ir Tatang H Soerawidjaja, dari Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB), singkong salah satu sumber pati. Pati senyawa karbohidrat kompleks. Sebelum difermentasi, pati diubah menjadi glukosa, karbohidrat yang lebih sederhana. Untuk mengurai pati, perlu bantuan cendawan Aspergillus sp. Cendawan itu menghasilkan enzim alfamilase dan glukoamilase yang berperan mengurai pati menjadi glukosa alias gula sederhana. Setelah menjadi gula, baru difermentasi menjadi etanol.

Sejak lima tahun terakhir Indonesia mengalami penurunan produksi minyak nasional yang disebabkan menurunnya secara alamiah (natural decline) cadangan minyak pada sumur-sumur yang berproduksi. Di lain pihak, pertambahan jumlah penduduk telah meningkatkan kebutuhan sarana transportasi dan aktivitas industri yang berakibat pada peningkatan kebutuhan dan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM). Untuk memenuhi kebutuhan BBM tersebut, pemerintah mengimpor sebagian BBM. Menurut Ditjen Migas, impor BBM terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari 106,9 juta barrel pada 2002 menjadi 116,2 juta barrel pada 2003 dan 154,4 juta barrel pada 2004. Dilihat dari jenis BBM yang diimpor, minyak solar (ADO) merupakan volume impor terbesar setiap tahunnya. Pada 2002, impor BBM jenis ini mencapai 60,6 juta barrel atau 56,7 % dari total, kemudian meningkat menjadi 61,1 juta barrel pada 2003 dan 77,6 juta barrel pada 2004.

Untuk mencukupi kebutuhan pabrik komersial bioetanol yang merupakan bahan baku utama gasohol (bahan bakar campuran bensin dan etanol) B2TPBBPT saat ini memiliki fasilitas pengkajian dan pengembangan produksi bioetanol menggunakan bahan baku berpati. Agar produksi bioetanol dapat terus meningkat, Departemen Pertanian harus bersikap proaktif, yakni mendorong para petani untuk menggenjot produksi aneka bahan baku, termasuk ubi kayu, ubi jalar,sagu, dan tebu. Pengembangan gasohol perlu dikembangkan, karena bukan hanya dapat mengurangi konsumsi bensin, melainkan juga berdampak pada emisi gas buang kendaraan yang lebih bersih dan ramah lingkungan. Beberapa negara yang sudah mulai menggunakan gasohol berbasis alkohol nabati adalah Amerika Serikat, Swedia, Perancis, Brasil, dan India. Mulai sekarang Indonesia harus mengembangkan gasohol. Apalagi, sumber daya hayati berkarbohidrat yang kita miliki sangat berlimpah.

Disisi lain, kendaraan yang beroperasi di Indonesia kebanyakan berbahan bakar bensin dan solar yang berasal dari energi fosil. Menurut Nuralamsyah (2005), konsumsi bahan bakar minyak (BBM) secara nasional mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Secara keseluruhan konsumsi BBM selama tahun 2004 mencapai 61,7 juta kiloliter, dengan rincian 26,9 juta kiloliter minyak solar, 16,2 juta kiloliter premium, 11,7 juta kiloliter minyak tanah, 5,7 juta kiloliter minyak bakar, dan 1,1 juta kiloliter minyak diesel. Padahal kemampuan produksi bahan bakar minyak di dalam negeri hanya sekitar 44,8 juta kiloliter, sehingga sebahagian kebutuhan bahan bakar di dalam negeri harus diimpor. Setiap bulan, impor minyak mentah dan BBM mencapai 1,5 Milyar dollar AS atau sekitar 15 Triliyun rupiah.

Cadangan energi fosil kita semakin hari semakin berkurang, sedangkan kebutuhannya terus meningkat. Fakta ini membuka peluang penggunaan energi terbarukan seperti biodiesel dan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Selain semakin menipisnya jumlah cadangan bahan bakar fosil, alasan penting lain untuk mengurangi penggunaannya adalah masalah kerusakan lingkungan, harga yang terus melambung, dan beban subsidi yang semakin besar.



1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah cara mengolah ubi kayu menjadi bioetanol?
Bagaimana prospek pengembangan bioetanol dari ubi kayu
Bagaimana potensi pengembangan ubi kayu di Provinsi Bengkulu?



1.3 Tujuan Penulisan

Mengetahui cara mengolah ubi kayu menjadi bioetanol.
Mengetahui prospek pengembangan bioetano bioetanol.dari ubi kayu
Mengetahui potensi pengembangan bioetanol dari ubi kayu di provinsi Bengkulu.



1.4 Manfaat Penulisan

Memberikan informasi kepada masyarakat di provinsi Bengkulu bahwa ubi kayu dapat dimanfaatkan menjadi bioetanol sebagai bahan bakar alternatif pengganti premium.
Memberikan informasi dan gambaran mengenai prospek pengembangan bioetanol dari ubi kayu di provinsi Bengkulu.
Memberikan gambaran mengenai peluang usaha untuk mengolah ubi kayu menjadi bioetanol.



BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Ubi Kayu (Mannihot esculenta)

Ubi kayu (Mannihot esculenta) termaasuk tumbuhan berbatang pohon lunak atau getas (mudah patah). Ubi kayu berbatang bulat dan bergerigi yang terjadi dari bekas pangkal tangkai daun, bagian tengahnya bergabus dan termasuk tumbuhan yang tinggi. Ubi kayu bisa mencapai ketinggian 1-4 meter. Pemeliharaannya mudah dan produktif. Ubi kayu dapat tumbuh subur di daerah yang berketinggian 1200 meter di atas permukaan air laut. Daun ubi kayu memiliki tangkai panjang dan helaian daunnya menyerupai telapak tangan, dan tiap tangkai mempunyai daun sekitar 3-8 lembar. Tangkai daun tersebut berwarna kuning, hijau atau merah.

Ubi kayu dikenal dengan nama Cassava (Inggris), Kasapen, sampeu, kowi dangdeur (Sunda); Ubi kayu, singkong, ketela pohon (Indonesia); Pohon, bodin, ketela bodin, tela jendral, tela kaspo (Jawa).

Ubi kayu mempunyai komposisi kandungan kimia ( per 100 gram ) antara lain : – Kalori 146 kal – Protein 1,2 gram – Lemak 0,3 gram – Hidrat arang 34,7 gram – Kalsium 33 mg – Fosfor 40 mg – Zat besi 0,7 mg Buah ubi kayu mengandung ( per 100 gram ) : – Vitamin B1 0,06 mg – Vitamin C 30 mg – dan 75 % bagian buah dapat dimakan. Daun ubi kayu mengandung ( per 100 gram ) : – Vitamin A 11000 SI – Vitamin C 275 mg – Vitamin B1 0,12 mg – Kalsium 165 mg – Kalori 73 kal – Fosfor 54 mg – Protein 6,8 gram – Lemak 1,2 gram – Hidrat arang 13 gram – Zat besi 2 mg – dan 87 % bagian daun dapat dimakan. Kulit batang ubi kayu mengandung tanin, enzim peroksidase, glikosida dan kalsium oksalat.

Secara taksonomi ubi kayu dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Kerajaan : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Malpighiales

Suku : Euphorbiaceae

Subsuku : Crotonoideae

Tribe : Manihoteae

Marga : Mannihot

Spesies : M. esculenta



Fungsi singkong (ubi kayu) sudah mulai bergeser, dari penyediaan bahan pangan, berpotensi menjadi bahan baku untuk pengembangan bio-ethanol. Kebutuhan bio-ethanol sampai dengan 2010 tergolong cukup tinggi, yaitu mencapai 1,8 juta kilo liter. Demikian yang dilaporkan Mingguan AgroIndonesia, dalam seminar di Puslitbang Tanaman Pangan Bogor.

Dalam seminar yang berjudul “Skenario Pengembangan Ubi Kayu Mendukung Program Pengembangan Energei Alternatif Bersumber dari Bio-Ethanol”, J. Wargiono mengatakan bahwa untuk mendukung program tersebut perlu “menggenjot” produksi ubi kayu secara nasional hingga 15%. Lebih lanjut mengatakan bahwa besarnya kebutuhan industri agar pasokannya bahan bakunya aman, memang sudah dihitung. Selain itu tidak semua propinsi wajib mengembangkan dan mengikuti skenario ini. Jika daerah-daerah tersebut terdapat daerah kantung-kantung kemiskinan dan kelaparan, prioritas utama untuk mendukung penyediaan bahan pangan.



1.2 Pati ataun Amilum

Pati atau amilum (CAS# 9005-25-8) adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting.

Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket. Amilosa memberikan warna ungu pekat pada tes iodin sedangkan amilopektin tidak bereaksi. Penjelasan untuk gejala ini belum pernah bisa tuntas dijelaskan.

Dalam bahasa sehari-hari (bahkan kadang-kadang di khazanah ilmiah), istilah “pati” kerap dicampuradukkan dengan “tepung” serta “kanji”. “Pati” (bahasa Inggris starch) adalah penyusun (utama) tepung. Tepung bisa jadi tidak murni hanya mengandung pati, karena ter-/dicampur dengan protein, pengawet, dan sebagainya. Tepung beras mengandung pati beras, protein, vitamin, dan lain-lain bahan yang terkandung pada butir beras. Orang bisa juga mendapatkan tepung yang merupakan campuran dua atau lebih pati. Kata ‘tepung lebih berkaitan dengan komoditas ekonomis. Kerancuan penyebutan pati dengan kanji tampaknya terjadi karena penerjemahan. Kata ‘to starch’ dari bahasa Inggris memang berarti ‘menganji’ (‘memberi kanji’) dalam bahasa Melayu/Indonesia, karena yang digunakan memang tepung kanji.

Pati digunakan sebagai bahan yang digunakan untuk memekatkan makanan cair seperti sup dan sebagainya. Dalam industri, pati dipakai sebagai komponen perekat, campuran kertas dan tekstil, dan pada industri kosmetika.



2.3 Bioetanol

Bioetanol merupakan bahan bakar dari minyak nabati yang memiliki sifat menyerupai minyak premium. Untuk pengganti premium, terdapat alternatif gasohol yang merupakan campuran antara bensin dan bioetanol. Adapun manfaat pemakaian gasohol di Indonesia yaitu : memperbesar basis sumber daya bahan bakar cair, mengurangi impor BBM, menguatkan security of supply bahan bakar, meningkatkan kesempatan kerja, berpotensi mengurangi ketimpangan pendapatan antar individu dan antar daerah, meningkatkan kemampuan nasional dalam teknologi pertanian dan industri, mengurangi kecenderungan pemanasan global dan pencemaran udara (bahan bakar ramah lingkungan) dan berpotensi mendorong ekspor komoditi baru. Bioetanol tersebut bersumber dari karbohidrat yang potensial sebagai bahan baku seperti jagung, ubi kayu, ubi jalar, sagu dan tebu. Adapun konversi biomasa tanaman tersebut menjadi bioethanol adalah seperti pada tabel dibawah ini.



Tabel Konversi biomasa menjadi bioetanol

Biomassa


Jumlah biomassa (kg)


Kandungan gula (kg)


Jumlah hasil bioetanol (liter)


Biomassa : Bioetanol

Ubi Kayu


1.000


250-300


166,6


6,5 : 1

Ubi Jalar


1.000


150-200


125


8 : 1

Jagung


1.000


600-700


400


2,5 : 1

Sagu


1.000


120-160


90


12:1

Tetes


1.000


500


250


4:1

Sumber data : Balai Besar Teknologi Pati-BPPT,2006



2.4 Bensin

Bensin adalah salah satu jenis bahan bakar minyak yang dimaksudkan untuk kendaraan bermotor. Bensin tersedia atas tiga jenis yaitu premium, pertamax, dan pertamax plus. Ketiganya mempunyai mutu yang berbeda. Mutu bahan bakar bensin dikaitkan dengan jumlah ketukan (knocking) yang ditimbulkannya dan dinyatakan dengan nilai oktan. Makin sedikit ketukan makin baik mutu bensin, makintinggi nilai oktannya.

Untuk menentukan nilai oktan, ditetapkan dua jenis senyawa sebagai pembanding yaitu “isooktana”dan n-heptana. Isooktana menghasilkan ketukan paling sedikit, diberi nilai oktan 100, sedangkan n-heptana menghasilkan ketukan paling banyak, diberi nilai oktan 0 (nol). Suatu campuran yang terdiri dari 80% iso oktana dan 20% n-heptana mempunyai nilai oktan sebesar (80/100 x 100) + (20/100 x 0) = 80.

Secara umum, alkana rantai bercabang mempunyai nilai oktan lebih tinggi dari pada isomer rantai lurusnya.

Pertamax hanya terdiri atas senyawa isooktana dan n-heptana, melainkan mutunya atau jumlah ketukan yang dibutuhkan setara dengan campuran isooktana dan n-heptana. Premium mempunyai nilai oktan 88 dan pertamax plus mempunyai nilai oktan 95. Nilai oktan bensin harus dinaikan sebelum dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan. Hal ini dapat dilakukan dengan reforming atau menambahkan zat anti ketukan. Reforming adalah suatu proses untuk mengubah alkana rantai lurus menjadi rantai bercabang, dengan demikian akan menaikan nilai oktan.

Salah satu zat anti ketukan yang hingga kini masih digunakan dinegara kita adalah Tetraethyl Lead (TEL). Zat ini dapat menaikan nilai oktan 15 poin, tetapi dapat menghasilkan timbal hitam bersama asap kendaraan yang akan menempel pada komponen mesin. Untuk mencegah supaya timbal hitam tersebut tidak menempel pada komponen mesin dicampurkan pula etilen bromida, C2H4Br2. Tetapi hal ini justru menghasilkan timbal bromida yang keluar bersama asap kendaraan, yang mana senyawa ini sangat beracun yang dapat merusak otak. Dan pada akhirnya senyawa etilen bromida sekarang diganti menjadi methyl tertiary buthyl ether (MTBE)


BAB III: METODOLOGI PENULISAN

3.1 Metode Penulisan

Karya tulis ini ditulis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, yakni suatu metode yang menggambarkan suatu fenomena secara sistematis, dengan hasil yang dinyatakan bukan dalam bentuk angka (non statistik).



3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam proses penulisan karya tulis ilmiah ini adalah melalui studi literatur (literature reseach). Penulis melakukan telaah pustaka yang berupa buku-buku teks, jurnal-jurnal ilmiah, artikel-artikel di internet, dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan rumusan masalah yang akan dibahas.



3.3 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan pada penulisan karya tulis ini adalah metode analisis deskriptif kualitatif, dimana analisa deskriptif kualitatif merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data ke dalam bentuk penyajian yang sesuai.



3.4 Sistematika Penulisan

Penulisan karya tulis ilmiah ini menggunakan sistematika sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, Bab II Tinjauan Pustaka, Bab III Metodologi penulisan, Bab IV Pembahasan, dan Bab V Penutup.



BAB IV: PEMBAHASAN

4.1 Cara mengolah ubi Kayu menjadi Bioetanol

125 kg singkong segar dikupas, semua jenis dapat dimanfaatkan. Bersihkan dan cacah berukuran kecil-kecil. Singkong yang telah dicacah dikeringkan hingga kadar air maksimal 16%. Persis singkong yang dikeringkan menjadi gaplek. Tujuannya agar lebih awet sehingga produsen dapat menyimpan sebagai cadangan bahan baku. Masukkan 25 kg gaplek ke dalam tangki stainless steel berkapasitas 120 liter, lalu tambahkan air hingga mencapai volume 100 liter. Panaskan gaplek hingga 100 oC selama 0,5 jam.

Aduk rebusan gaplek sampai menjadi bubur dan mengental. Dinginkan bubur gaplek, lalu masukkan ke dalam tangki sakarifikasi. Sakarifikasi adalah proses penguraian pati menjadi glukosa. Setelah dingin, masukkan cendawan Aspergillus yang akan memecah pati menjadi glukosa. Untuk menguraikan 100 liter bubur pati singkong, perlu 10 liter larutan cendawan Aspergillus atau 10% dari total bubur. Konsentrasi cendawan mencapai 100-juta sel/ml. Sebelum digunakan, Aspergillus dikulturkan pada bubur gaplek yang telah dimasak tadi agar adaptif dengan sifat kimia bubur gaplek. Cendawan berkembang biak dan bekerja mengurai pati.

Dua jam kemudian, bubur gaplek berubah menjadi 2 lapisan: air dan endapan gula. Aduk kembali pati yang sudah menjadi gula itu, lalu masukkan ke dalam tangki fermentasi. Namun, sebelum difermentasi pastikan kadar gula larutan pati maksimal 17-18%. Itu adalah kadar gula maksimum yang disukai bakteri Saccharomyces untuk hidup dan bekerja mengurai gula menjadi alkohol. Jika kadar gula lebih tinggi, tambahkan air hingga mencapai kadar yang diinginkan. Bila sebaliknya, tambahkan larutan gula pasir agar mencapai kadar gula maksimum.

Tutup rapat tangki fermentasi untuk mencegah kontaminasi dan Saccharomyces bekerja mengurai glukosa lebih optimal. Fermentasi berlangsung anaerob (tidak membutuhkan oksigen). Agar fermentasi optimal, jaga suhu pada 28-32 oC dan pH 4,5-5,5. Setelah 2-3 hari, larutan pati berubah menjadi 3 lapisan. Lapisan terbawah berupa endapan protein. Di atasnya air, dan etanol. Hasil fermentasi itu disebut bir yang mengandung 6-12 % etanol.

Sedot larutan etanol dengan selang plastik melalui kertas saring berukuran 1 mikron untuk menyaring endapan protein. Meski telah disaring, etanol masih bercampur air. Untuk memisahkannya, lakukan destilasi atau penyulingan. Panaskan campuran air dan etanol pada suhu 78 oC atau setara titik didih etanol. Pada suhu itu etanol lebih dulu menguap ketimbang air yang bertitik didih 100 oC. Uap etanol dialirkan melalui pipa yang terendam air sehingga terkondensasi dan kembali menjadi etanol cair.

Hasil penyulingan berupa 95% etanol dan tidak dapat larut dalam bensin. Agar larut, diperlukan etanol berkadar 99% atau disebut etanol kering. Oleh sebab itu, perlu destilasi absorbent. Etanol 95% itu dipanaskan 100 oC. Pada suhu itu, etanol dan air menguap. Uap keduanya kemudian dilewatkan ke dalam pipa yang dindingnya berlapis zeolit atau pati. Zeolit akan menyerap kadar air tersisa hingga diperoleh etanol 99% yang siap dicampur dengan bensin. Sepuluh liter etanol 99%, membutuhkan 120-130 liter bir yang dihasilkan dari 25 kg gaplek.



4.2Prospek Pengembangan Bioetanol dari Ubi Kayu di Provinsi Bengkulu

Petunjuk pelaksanaan pengembangan energi alternatif secara detail sudah diatur dalam dokumen Pengelolaan Energi Nasional (PEN). Didalamnya disebutkan mengenai rencana (roadmap) pengembangan seluruh jenis energi alternatif. Dalam waktu dekat, pemerintah juga akan menerbitkan Inpres tentang biofuel (biodisel dan bioetanol) yang akan merinci insentif bagi pengembangan biofuel, termasuk instruksi kepada menteri-menteri untuk menindaklanjuti di departemen masing – masing.

Pengembangan perkebunan energi akan memberikan dampak bagi penghematan sumber energi tak terbarukan, meningkatkan ketahanan energi nasional dan berkurangnya biaya kesehatan akibat pencemaran udara serta akan membuka peluang usaha bagi masyarakat, di samping tujuan utamanya untuk mereklamasi lahan kritis yang ada.

Untuk menjaga keseimbangan lingkungan (bioferacy), variasi komposisi jenis tanaman sangat dimungkinkan. Namun tetap harus diperhatikan jenis tanaman yang akan dipilih, sehingga diharapkan mampu mengangkat harkat plasma nutfah dari endemik Babel ke taraf yang lebih tinggi.
Dengan diterbitkannya tujuh izin investasi pembangunan pabrik energi alternatif (biodiesel dan bioetanol) oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada pertengahan tahun 2005 yang lalu, memperkuat indikasi bahwa peluang bisnis di bidang bioenergi sudah dilirik para investor, sehingga pengembangan perkebunan energi menjadi sesuatu yang prospektif di masa depan (Agustus 2007).



4.3Potensi Ubi Kayu di Provinsi Bengkulu

Potensi ubi kayu di Bengkulu cukup besar dengan luas panen (Ha) 7,186, produksi (ton) 81,391, dan hasil/Ha (ton/Ha) 11,30. Ini membuktikan bahwa masyarakat Bengkulu bisa tak tergantung kepada penggunaan bahan bakar bensin. Karena Ubi kayu tidak susah untuk dikembangkan mengingat cara menanamnya yang mudah dan simple. Jadi potensi pembuatan bioetanol ini sangat besar di provinsi Bengkulu sebab, Provinsi Bengkulu memiliki luas 1.978.870 Ha, dengan sebagian besar daerah yang belum dikelola dengan baik. Jika program bioetanol ini memang betul – betul diperhatikan pemerintah daerah maka, Bengkulu akan jadi pensuply bahan baku bioetanol tersebut.


BAB V: PENUTUP

1.1 Simpulan

.Tanaman Ubi Kayu (manihot esculenta) dapat digunakan sebagai bahan penghasil bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan
.Tanaman Ubi Kayu memiliki prospek yang sangat bagus di Provinsi Bengkulu

1.2 Saran

Agar alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan ini dapat direalisasikan di Provinsi Bengkulu, mengingat prospek yang ada cukup baik.
Pemerintah sebaiknya mendukung upaya-upaya yang dilakukan untuk menciptakan program tersebut.
Agar masyarakat dapat mengetahui bahwa tidak selamanya mereka dapat menggunakan bahan bakar yang berasal dari fosil, mengingat jumlahnya yang kian hari makin berkurang.



DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2005. Prospek Pertanian Biodiesel dan Bioetanol. http://www.bppt.go.id/

Anonim. 2007. Bioetanol. http://www.energiterbarukan.net/

Anonim. 2007. Ketika Kendaraan Bergantung pada Tumbuhan. http://www.trubus-online.com/

Fitriani, Vina. 2007. Makanan Lezat “Makhluk” Bermesin. http://www.trubus-online.com/

Martono, Budi dan Sasongko. 2005. Prospek Pengembangan Ubi Kayu sebagai Bahan Baku Bioetanol di Provinsi DIY. http://202.169.224.75/detail.php?

Nuralamsyah, Andi. 2005. Biodiesel Jarak Pagar. PT AgroMedia Pustaka. Bogor.

Purwati, Ani. 2006. Singkong Berpotensi Jadi Bahan Baku Energi. http://www.beritabumi.or.id/

Wijuna, Imam. 2007. Mengebor Bensin di Kebun Singkong. http://www.trubus-online.com/

Persib Update

Drago Mamic Persib Bandung

Kompetisi Liga Super Indonesia 2011/2012 rencananya akan dimulai pada tanggal 15 Oktober 2011. Sampai saat ini, Persib Bandung terus melakukan persiapan menghadapi kompetisi dan melakukan perbaikan di sektor-sektor yang dirasakan lemah. Pelatih Persib Bandung Drago Mamic mengharapkan timnya mampu meraih hasil maksimal dalam laga pertama yang belum ditentukan lawan dan tanggalnya tersebut.

Bukan saja menargetkan kemenangan di laga pembuka, namun Mamic mengharapkan Persib bisa menang di laga-laga selanjutnya dan menjadi juara. “Harapan di pertandingan pembuka? saya ingin menang. kemudian saya juga ingin menang di pertandingan selanjutnya dan memenangkan kompetisi,” ungkap Mamic di Stadion Siliwangi, Selasa (4/10).

Persiapan Persib Bandung memang sudah diprogram oleh pelatih asal Kroasia ini. Pada awalnya, Mamic membuat program latihan sampai tanggal 8 oktober. Akan tetapi, mundurnya jadwal liga membuat Mamic membuat program baru sampai tanggal 15.

“Dalam membuat program selain kita harus mengetahui awal program tersebut dipraktekan, kita juga harus mengetahui kapan berakhirnya. Karena waktu kompetisi molor, saya harus membuat program baru sampai tanggal 15,” ujar Mamic.

Pelatih berusia 58 tahun ini mengaku tidak terlalu memusingkan dan memikirkan tim lawan. Mamic hanya memikirkan perkembangan anak asuh dan timnya sendiri. “Saya tidak terlalu banyak memikirkan lawan. Saya memikirkan tim saya sendiri, bagaimana mengembangkan taktik, teknik, dan fisik pemain dari satu pertandingan ke pertandingan lain, as much as possible,” tegas Mamic.